Nahh, sekarang saya akan membahas mengenai masalah yang seringkali dialami oleh pedagang kaki lima dipinggiran jalan. Lalu ketika terjadi penertiban PKL ( Pedagang Kaki Lima ) oleh petugas siapakah yang salah? apakah pedagang yang berjualan dipinggiran jalan atau pemerintah yang kurang memperhatikan pedagang kecil?.
Tentunya baik pedagang atau pemerintah mempunyai peran masing-masing dalam menanggapinya. Dilihat dari sisi pedagang yang mencari rezeki dari barang jualannya ataupun dari sisi pemerintah yang menegakkan hak-hak orang lain untuk mendapatkan kenyaman.
Sering kita melihat banyaknya pedagang kaki lima yang berada di trotoar maupun pinggiran jalan. Mereka menawarkan berbagai macam barang dagangannya, misalkan buah-buahan, cindera mata, serta makanan dan minuman ringan. Seringkali kita merasa terbantu dengan banyaknya pedagang di pinggiran jalan namun kita juga pasti pernah merasa kesal akibat dari keberadaan mereka.
Seringkali pedagang kaki lima menutup hampir sebagian jalan dan trotoar. Tentu ini dinilai mengganggu para pejalan kaki dan pengendara kendaraan bermotor. Namun mereka tidak punya pilihan lain demi menghidupi keluarganya. Mereka sebenarnya tau bahwa tempat mereka berdagang tersebut mengganggu orang lain. Namun mau bagaimana lagi? mereka tidak memiliki pilihan lain kecuali berjualan dipinggiran jalan.
Para pedagang kaki lima sering merasa takut ketika petugas melakukan penertiban disepanjang jalan tempat mereka berjualan. Mereka berlarian untuk menyelamatkan barang dagangannya karena apabila mereka tertangkap maka peralatannya berjualan akan disita oleh petugas. Adu mulut pun sering kita dengar ketika adanya penertiban pedagang kaki lima namun mereka tidak dapat melakukan apa-apa selain melihat peralatan berjualannya dibawa oleh mobil milik petugas.
Sebenarnya pemerintah telah melarang mereka berjualan dijalan dan trotoar karena akan mengganggu pengguna jalan lainnya. Bahkan pemerintah telah menyediakan tempat khusus untuk para pedagang kaki lima berjualan. Namun tetap saja mereka tidak mau menempatinya karena menganggap tempat yang disediakan tidak strategis dan justru merugikan bagi para pedagang karena pembeli malah untuk berjalan labih jauh dari pinggir jalan. Alasan tersebutlah yang menimbulkan mereka tetap berjualan dipinggir jalan dan trotoar walaupun selalu dibayangi oleh rasa takut terhadap penertiban oleh petugas.
Dengan permasalahan tersebut seharusnya dari sisi pedagang maupun pemerintah harus saling memahami satu sama lain. Akankah lebih baik jika pemerintah menempatkan para pedagang kaki lima di sebuah tempat yang layak dan strategis. Tempat tersebut harus ditunjang dengan fasilitas yang baik serta modern sehingga tidak akan membuat pembeli malas untuk datang. Pedagang juga harus sering mengadakan suatu even, misalkan pertunjukan atau hiburan untuk menarik simpati pembeli.
Dengan terpenuhinya fasilitas serta adanya hiburan maka tidak menutup kemungkinan para pembeli akan semakin banyak yang datang untuk membeli dagangan para pedagang kaki lima. Jadi kuncinya adalah saling menghargai satu sama lain serta saling membantu dalam kepentingan orang lain.